PKBM TRIMULYA PRATAMA

Situs Resmi PKBM Trimulya Pratama Kabupaten Brebes

  • Home
  • Profil
    • Sambutan
    • Profil Sekolah
  • Visi dan Misi
  • Program
  • Kelas Online
    • Kelas Online Paket C
    • Kelas Online Paket B
  • Perpustakaan
  • Infomasi
    • Artikel
    • Berita
    • Opini
    • Prestasi
    • Kegiatan
  • Foto
  • Video
Reading: KARTINI PADA ERA KEKINIAN
Share
Font ResizerAa

PKBM TRIMULYA PRATAMA

Situs Resmi PKBM Trimulya Pratama Kabupaten Brebes

Font ResizerAa
  • Home
  • Profil
  • Visi dan Misi
  • Program
  • Kelas Online
  • Perpustakaan
  • Infomasi
  • Foto
  • Video
Search
  • Home
  • Profil
    • Sambutan
    • Profil Sekolah
  • Visi dan Misi
  • Program
  • Kelas Online
    • Kelas Online Paket C
    • Kelas Online Paket B
  • Perpustakaan
  • Infomasi
    • Artikel
    • Berita
    • Opini
    • Prestasi
    • Kegiatan
  • Foto
  • Video
PKBM TRIMULYA PRATAMA > Artikel > KARTINI PADA ERA KEKINIAN
Artikel

KARTINI PADA ERA KEKINIAN

PKBM TRIMULYA PRATAMA
Last updated: April 21, 2025 3:27 am
By
PKBM TRIMULYA PRATAMA
Share
4 Min Read
SHARE

KARTINI PADA ERA KEKINIAN

Oleh: Urip  Triyono, S.S., M.M.Pd.*)

Pengantar

Setiap kali kita memasuki bulan April, ada terbersit pemikiran akan adanya momentum penting bagi pergerakan perempuan Indonesia. Betul, peringatan Hari Kartini yang ke -146. Peringatan ini dirasa penting mengingat peran perempuan yang sangat menentukan hitam putihnya suatu bangsa. Baik buruknya bangsa dan negera sangat dipengaruhi seberapa baik dan sehat kaum perempuannya dalam berperilaku hidup, baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

Mitos?

Terkadang terbersit juga dalam pemikiran kita, masih relevankan peringatan Hari Kartini pada era sekarang? Jawabnya, masih sangat relevan. Setidaknya dengan memperingati Hari Kartini pada setiap tanggal 21 April, kita diingatkan kembali akan nuansa kebangsaan dalam pergerakan memperolah kemerdekaan. Tokoh-tokok perempuan muncul seiring pergerakan kemerdekaan yang gegap gempita, dari Aceh muncul Tjut Nya’ Dien, Laksamana Malahayati, Tjut Nya’ Meutia, Martha Kristina Tiahahu, Nyi Ageng Serang, dan lain-lain yang berjuang langsung berhadapan dengan penjajah di berbagai medan peperangan. Dari para pejuang pemikiran muncul H. Rasuna Said, Raden Dewi Sartika, R.A. Kartini, dan lain sebagainya. Mereka adalah perempuan tangguh yang mencurahkan segala daya upaya untuk memperbaiki kaum wanita Indonesia agar tidak menyerah menghadapi kenyataan. Para pahlawan wanita itu menunjukkan kepedulian yang sangat luar bisa, bagaimana caranya melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan dan antek-anteknya yang bercokol selama ratusan tahun lamanya.

Peran serta mampu memberikan ispirasi bagi generasi berikutnya untuk berjuang menuju pada kemerdekaan bangsa. Peran mereka bukan sekedar mitos, melainkan fakta yang dapat dibuktikan dengan penelitian sejarah, mampu memberikan inspirasi bagi perubahan dan dinamika pergerakan kaum wanita di Indonesia.

Relevan?

Pertanyaan berikutnya muncul adalah masih relevankah peringatan Hari Kartini pada era sekarang? Jawabnya: Masih. Peringatan-peringatan ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa kita mempunyai tanggung jawab besar melanjutkan cita-cita mereka yang belum secara sempurna tercapai. Atau seandainya kita meragukan kehebatan pemikiran mereka, pemikiran apa yang dapat kita berikan buat bangsa ini, itu yang harus dibuktikan di lapangan bila kita menyinyirkan  makna pentingnya peringatan-peringatan. Relevansi peringatan adalah mengingatkan kembali idealisme para pahlawan yang telah menginisiasi perubahan bagi kemajuan bangsa dan negara.

Sebagai generasi yang tidak mengalami langsung proses perjuangan pergerakan mencapai kemerdekaan memang agak sulit merangkai fragmentasi pemikiran para local genius ini, namun demikian kita sebagai manusia yang berakal sehat tentu dapat menjadikan momentum peringatan-peringatan, termasuk di dalamnya peringatan Hari Kartini sebagai momentum untuk berintropeksi akan pentingnya idealisme bangsa yang harus diwujudkan dalam perilaku berbangsa dan bernegara, bukan masyarakat tanpa orientasi.

Pentup

kiranya peringatan Hari Kartini dapat menggugah rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa Indoesia terutama kaum wanita agar bangkit dan kembali kepada fitrahnya sebagai ibunya bangsa, bahwa bangsa ini tidak sedang baik-baik saja. Kemorosotan moral, korupsi, dan saling menjegal antar sesama anak negeri berlangsung sporadis, tidak menunjukkan sebagai pribadi bangsa yang besar dan beradab. Peran perempuan yang positif menjadi salah satu kunci kemajuan peradaban bangsa, jangan biarkan bangsa ini terjerembab ke lembah kehinaan karena tidak adanya sentuhan kasih sayang dan peran sentral ibu (pertiwi).

***

*) Penulis adalah pengamat pendidikan, tinggal di Dukuhmaja Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa di SMP Negeri 2 Jatibarang, Brebes. Sekretaris Korp Muballigh Muhammadiyah Kabupaten Brebes, Bidang Media, Digitalisasi, dan Pendidikan Non Formal PDM Brebes, Ketua Majelis Tabligh PCM Jatibarang, Kabupaten Brebes.

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Threads Copy Link

Recent Posts

  • (tanpa judul)
  • BANGKIT DARI MIMPI BURUK
  • PENDIDIKAN CALON MANUSIA (MONSTER)
  • MEMBUMIKAN GERMAS DALAM KELUARGA
  • KARTINI PADA ERA KEKINIAN

Recent Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Anda Mungkin Juga Menyukainya

ArtikelOpini

BANGKIT DARI MIMPI BURUK

5 bulan ago
Artikel

PENDIDIKAN CALON MANUSIA (MONSTER)

6 bulan ago
Artikel

MEMBUMIKAN GERMAS DALAM KELUARGA

6 bulan ago
Artikel

BERKOMPROMI DENGAN BANCANA

6 bulan ago
Copyright © PKBM TRIMULYA PRATAMA. All Rights Reserved.